Lewati navigasi

Ada yg bilang “sesuatu akan begitu berharga ketika kita kehilangannya”, itu yang saya rasakan ketika Sabtu (08/01/2011) sehabis mandi lalu mengenakan pakaian seragam hendak berangkat ke kantor saya baru menyadari kalau dompet merah merk Nike yang sudah berada di saku celana saya selama kurang lebih 6 tahun tidak ada di saku celana kantor. Saya sempat panik, saya acak-acak semua pakaian yang tergantung di pintu dan lemari kamar kosan, saya periksa satu per satu sakunya untuk mencari tahu kalau-kalau dompet saya ada di sana. Ah sudah semua pakaian saya periksa tapi tidak ada, gantian lemari yg saya buka kemudian saya cek ruang demi ruang serta pakaian di dalamnya lembar demi lembar. Tidak ketemu juga, saya semakin panik saja.

Sejurus kemudian saya putuskan untuk berangkat saja, siapa tahu dompet itu ketinggalan di kantor, mungkin saja terjatuh di bangku yang saya duduki kemarin atau saya masukkan ke tas laptop yang saya tinggal juga di kantor. Dengan langkah yg dipercepat saya sampai juga di Gedung Utama, di lantai dua saya sudah bertemu beberapa orang teman, setelah bertanya pada petugas kebersihan langsung saya periksa tas hitam berisi laptop yang saya tinggal di sana, ah sungguh malang ternyata tidak ada juga. Kepanikan semakin melanda diri saya. Saya coba mengingat-ingat kejadian di hari sebelumnya untuk memastikan di mana saya kehilangan dompet itu.

Panik, panik, saya semakin panik saja, bagaimana tidak selain kehilangan dompet saya juga kehilangan KTP, ATM Mandiri (yang baru sekitar sebulan saya buat), ATM BNI (yang masa berlakunya akan habis tahun ini), KTM, kartu anggota UKMF ITC, NPWP, dan sedikit uang (sisa uang saku dari Bali). Kekalutan memaksa saya untuk kembali lagi ke kosan, sekedar memastikan saja walaupun saya sudah mulai pasrah dan yakin kalau dompet merah itu memang hilang. Sekembalinya di kosan, saya kembali memeriksa pakaian dan lemari yang sebenarnya sudah saya periksa tadi pagi. Percuma saja!

Ah sudahlah begitu akhirnya dalam pikiran dan hati kecil saya. Saya kembali lagi ke kantor, kali ini diantarkan oleh teman sekamar saya yang baru saja kembali dari Surabaya. Dia juga berbaik hati meminjamkan uang sebanyak Rp. 100.000 karena saya sudah benar-benar tidak memiliki uang sedikitpun (ya ya lah, dompet saya kan hilang). Di kantor, saya dianjurkan oleh teman-teman untuk melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian untuk mendapatkan surat keterangan hilang. Tidak lupa mereka juga menganjurkan saya untuk segera memblokir ATM guna menghindari hal-hal yang lebih buruk. Saya memang beruntung memiliki teman-teman yang baik dan perhatian ** jadi terharu 😥 **, surat ini penting untuk mengurus kartu-kartu yang hilang bersama dompet saya.

Ya, itulah sedikit kisah sedih yang saya alami di hari Sabtu (untung bukan kisah sedih di hari Minggu). Hari ini (Senin, 10/01/2011) saya telah mendapatkan kembali pengganti ATM Mandiri, proses penggantiannya cepat dan tidak ada biaya tambahan sama sekali, saya hanya perlu menyertakan surat keterangan hilang dari kepolisian dan Kartu Keluarga sebagai pengganti KTP. Pesan moralnya, lain kali harus lebih berhati-hati dengan barang berharga yang kamu miliki.

11 Comments

  1. Sakno bang2, yowes hati-hati ae untuk kedepannya…

  2. duuh saknoe rek,, yang sabar ya bang…
    😀

  3. Sabar masberoo…
    tetep semangat 😉

  4. semoga aku wes gak lalian….

  5. Neser rapah kadho’!
    but anyway, saya sangat suka kalimat terakhir yang merupakan inti dari kejadian ini yaitu hikmah dari segala kejadian yang kita alami. Keep your spirit, brother! 😉

  6. berdoa ja bang, semoga yang menemukan orang baik, dan ikhlaskan ja ya…

  7. @all
    Makasih semuanya, kelihatannya ini memang sudah waktunya utk ganti dompet 😀

  8. halo bang gimana punya kabar nich? 😀

  9. Yup, thanks atas pesan moralnya bang!

  10. Memang sungguh menyakitkan dan menyedihkan apabila kita kehilangan barang, akupun juga pernah ngalamin kehilangan (kehilangan lepi). Apalagi kehilangan orang yang kita cinta sayangi, pasti rasanya sedih dan sakit banget…


Tinggalkan Balasan ke fazza Batalkan balasan